PROSA INI UNTUK SEGALA KEBUSUKAN
Ranting
yang akan retak sedetik dalam luapan indah
Ilalang
berkata bahwa kita adalah sama dalam bumi putra
Kembali
sang pemusnah melantunkan kata pada suing yang berkilauan.
Dan
saat itu darah putuh berkata dan mengumpat akan kemurkaan
Arus
yang kian pergi kearah manapun dan tak kunjung hilang
Ilalang
kembali dengan topeng keduanya menunjukkan tujuannya
Dua
dari sekian penjual jasa kini telah berhasil dalam misinya
Mencari
sisa nasi busuk yang seharusnya dapat terpakainya
Ya,
sebenarnya sang darah putih itulah yang menggunakan bersama enam belas kupu-kupu
yang tak berdaya dibuatnya
Ilalang
yang dulu berkulit putih kini menjadi awan hitam bergejolak dan memutar balik
fakta dalam kehidupan
Melemparkan
segala butiran-butiran mutiara kekamarnya, ilalang kembali beraksi dalam
langkah yang tak terlihatnya
Bekas
yang dengan percaya diri menunjukkan arti yang terbukti
Mimpinya
telah diraih oleh makhluk yang berkulit keriput lusuh ini
Dari
sekian lembar yang dinikmati bersama pasangannya
Yang
gigih tanpa noda melompati srigala yang jinak dan tak berdaya
Tanpa
izin membuat suatu karya pembuktian bahwa miliknya
Dia
hanyalah ilalang yang menjadi kepingan emas dan perak
Ingin
sang darah putih memberak di mulut sang system kehidupan
Tapi
tak berdaya karena tubuhnya yang kecil dengan segala tipu daya yang terhias
seperti indahnya malam natal
Terkemas
rapi seperti bingkisan penuh noda yang tak membekas
Noda
dari ilalang yang yang mengembang merasukinya
Mengalih
fakta bahwa sang darah tak tegang dilumatnya
Syarafnya
tetap setia kepada ke-16 kupu-kupu yang tertutup tanpa bisa terbang bebas
Darah
yang mengalir suci tak berhasil dilumat sang system
Tak
berhasil dihisap dan disentuh, meskipun dengan lembutnya mesin itu mendekatinya
Kesucian
itu tetapi teguh, tanpa rangsangan dan buaian yang menunjukkan titik klimaks
Mungkin
sia-sia mesin itu dibuatnya untuk menggejolak darah yang sudah menggumpal
bersekutu
Kembali
tercipta dari satu makhluk berwujud Kristal
Yang
menipudayakan pihak dari sang gumpalan es yang dulunya tentram, kini menjadi
leleh satu persatu
Bertahan
demi salah seorang darah putih dan hanya satu yang berubah menuju jurang yang
tak jelas
Tak
jelas katanya? Sepertinya jelas. Menuju keganasan dalam erat menjadi intim
dibuatnya
Sehingga
tak bisa terpisah karena darahnya sudah mengalir dalam satu kesatuan
Jahat,
kejam,licik, brengsek, dan memaksa perubahan yang drastis dan kembali hidup
Tertindas
kau sang kupu-kupu
Kini
mesin mencoba merasuki darah putih
Menjelajah
tubuh dari ujunh kaki
Dari
bagian-bagian sacral ia lewati
Membelai
dan melumat segala kenikmatan dalam keangkaraanya
Hingga
melewati bagian terpenting dalam hidupnya
Ternyata
mesin itu hancur
Bahwa
kesucian darah putih itu masih tetap menggumpalkan ke-16 kupu-kupu malam itu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar