Drama
Melati dimusim
kemarau
Oleh :
andes nirvana imandika
Kedamaian air mancur mengalir di
kolam. Dengan dihiasi oleh ikan yang luar biasa dengan mata tanpa kelopaknya.
Tetapi tak terlengkapi tanpa bintang-bintang tak bersinar. Beku seperti kutup
antartika yang menggerutukan es menjadi gumpalan kuat,erat dan tak ada
keguguran dengan kompaknya bersatu. Dingin dan mencekam. Terfokuskan pada satu
titik yang nantinya akan menjadi bahan pembicaraan yang menarik dengan keadaan
dingin seperti Rumah Sakit dimana Dahlia
dirawat.
Didit : “Kak Tuning sepertinya kau terlihat
lelah”.
Tuning : “ Enggak Dit. Kak Tuning sudah baikan.” Dan
apa kamu hari ini tidak ada jam kuliah?’’
Didit : “Kebetulan kak. Besok aku enggak ada jam
kuliah, jadi mala mini aku bisa menjaga Dahlia.
Sementara
itu kakak juga harus istiraha. Karena kakak juga harus bekerja. Iya kan?”
Rudi : “
Benar kata Didit, Ning. Seharusnya kamu beristirahat dulu. Kamu sudah menunggu
Dahlia selama 3 hari ini. Aku dan Didit pun tidak menginginkanmu sakit. Kalau
kamu sakit, siapa yang bekerja buat kedua adikmu?
Didit :”Betul
kata kak Rudi , Kak. Sebaiknya kakak istirahat dirumah saja dulu”.
Tuning :
“Baiklah kalau begitu aku akan pulang”.
Rudi :” Aku
antarkan ya Ning”.
Tuning : “
Tidak perlu. Aku naik angkutan umum saja”.
Rudi :”
Sekarang sudah malam Ning. Kalau ada hal-hal yang tidak diinginkan bagaimana?”
“Aku
antarkan saja ya Ning?”
Tuning : “Kalau
begitu, aku akan naik Taksi saja”.
Rudi :”Hari
sudah malam Ning. Apa jadinya kalau perempuan sendiri naik taksi. Apa nantinya
tidak di curigai yang macam-macam”.
Didit :”Betul
kak Tuning. Maksud kak Rudi baik. Hanya mengantarkan kakak agar kakak bisa aman
dan tenang”.
Tuning: (dengan berat hati karena masih merasa asing
dengan Rudi) “Baiklah, kalau begitu ayo
cepat-cepat. Sudah larut malam.”
Malam
membeku dengan sejuta bintang tak berkedip. Sementara hanya cahaya lampu kota
yang dapat menghiasi malam. Tanpa bintang di langit dan hanya ditemani dengan separuh dari bulan
purnama. Suasana mencengkram sepersepuluh dari bagian bumi yang menjadikan
suatu tempat dimana keindahan dan suasana haru terpancar dari rumah mungil dan
terhunikan oleh wajah Tuning yang begitu terlihat jelita meskipun sudah jelas
bahwa dia lelah dengan semua masalah yang telah menimpanya. Setelah kakak
tercintanya meninggal, dan kini Dahlia terserang penyakit demam berdarah.
Lamunan Tuning terpecah ketika mobil telah berhenti didepan rumah.
Rudi : “Ning, sudah sampai.”
Tuning : (Dengan membuka pintu mobil) “Terima kasih
mas. Mas juga hati-hati dijalan ya?”
Rudi : “Apa aku tidak boleh mampir dulu Ning?’’
Aku
hanya ingin sekedar ngopi-ngopi saja. Apa tidak boleh Ning?
Tuning : Hari
sudah malam mas. Saya tidak ingin tetangga-tetangga disini salah paham dengan
kita. Karena mas juga tahu sendiri kan bagaimana kampong ini menjunjung moral.
Rudi :”Iya
Ning. Aku juga tahu. Tetapi kita kan tidak berbuat apapun kan? Kenapa kita
harus takut? Apa kamu tidak mau memberiku minum hanya sekedar minum kopi Ning?”
Tuning :
(Dengan alasan yang sangat kuatnya)
“Jangan
mas. Hari sudah malam “.
Rudi : “
Tapi aku juga ingin menonton film kesukaanku dulu. Sekarang episode terakhir,
kalau nanti aku pulang, aku tidak mungkin bisa menonton. Sekarang adalah
episode terakhir Ning, dan aku sangat
menunggu episode terakhirnya.
Tuning :(Dengan
lemah gemulai) baiklah mas, setelah kamu menonton TV, ku harap mas langsung
pulang .
Rudi :
(Dengan perasaan yang amat senang, karena alasan itu membuat Rudi ingin selalu
dekat dengan Tuning) Iya Ning. Terima kasih sudah mengizinkan aku untuk
menonton TV disini .
Gelap malam semakin tak Nampak satu
dari bintang yang akan tersenyum. Tak ada yang Nampak cahya dan tanpa hadirnya
suara jangkrik dan tak ada juga gemuruhnya siur-siur kendaraan bermotor
lainnya. Dan semua kesunyian itu terpecahlah dengan kehadiran kata-katanyang
keluar dari mulut Tuning.
Tuning :’’ Filmnya sudah habis mas. Ku harap mas segera pulang. Tidak
enak dengan tetangga.
Rudi :” Apa kamu tega Ning, tengah malam begini
aku disuruh pulang.”
Tuning :”Bukan
masalah tega ataupun tidak tega mas, tapi kita ini berlawanan jenis dan hanya ada kita berdua disini. Kalau
Didit dan Dahlia ada disini, itu mungkin mas bisa tidur disini. Tapi saat ini
tidak mungkin mas. Karena tamu 24 jam kan wajib lapor. Saya harap mas pulang
saja ya mas. Daripada nanti ada tetangga yang sirik dan curiga kepada kita.”
Rudi : “Kita
kan tidak melakukan apa-apa Ning ? “ Kamar Didit kan kosong. Aku tidur dikamar
Didit saja apa tidak boleh? Atau aku tidur didepan TV aja tidak apa-apa kok “.
Tuning : (Dengan tetap ingin Rudi untuk pulang) Bukan
seperti itu mas, tapi apa kata tetangga nanti jika ada dua orang yang lawan
jenis bahkan bukan siapa-siapanya. Dan belum lapor ke ketua RT . Aku tidak mau
hal-hal yang negative terpancar dari wajah kita mas.
Rudi :
“Kenapa kamu tidak percaya kepadaku Ning?’
Tuning :” Bukan
masalah percaya atau tidak percaya mas. Aku takut saja nanti tetangga menilain
kita negative mas.
Rudi :
(Mendekat kepada Tuning dan memegang tangan Tuning) “percayalah Ning. “
Tuning: (Dengan menolak pegangan tangan dari Rudi)
“Tolong mas lepaskan tangan Tuning.”
Rudi :
Jangan sok suci Ning. Aku cinta kamu Ning.”
Tuning : “Apa
yang mas maksud? “ Mas jangan macam-macam mas.
Rudi :
(Dengan mendekat dan ingin mencumbui Tuning) “Aku jujur Ning, Aku tulus
mencintaimu. Dan malam ini aku akan membuktikan bahwa aku mencintaimu”.
Tuning :
(Dengan tetap menggertak dan ingin melepas pegangan erat Rudi) “apa-apaan mas
ini”. Apa maksudnya mas ini. Mas tidak mencintai aku mas. Aku tidak bisa.
Rudi :
“Kenapa?” apa kamu sudah menjadi simpanan
bos kamu itu? Kenapa kamu tidak mau aku antarkan saat kamu pergi
kekantor. Tapi kamu dijemput bos kamu. Kenapa? Apa kamu sudah menjadi simpanan
Bos kamu itu?”
Tuning :
(dengan menangis Tuning menampar Rudi) “Kenapa kau seperti itu ? aku tidak
menyangka kamu berfikir negetif kepadaku.”
Rudi :
(memeluk Tuning dengan erat) Aku cinta kamu Ning. Dan aku akan membuktikan
semua ini dengan hasrat ku ini. Kita akan menikmati mala mini.( Memaksa dan
mencumbui pipi dan bibir Tuning)
Tuning :
(menggertak dan ingin terlepas dari dekapan Tuning) “Kamu tidak mencintai aku
mas. Kamu cemburu dengan semua ini. Aku dan bos ku tidak ada hubungan apapun.
Kenapa kamu cemburu dengan itu? Kamu tidak mencintai ku. Jangan kau anggap
negative aku mas. Aku tidak mencintaimu
(padahal Tuning juga mencintai Rudi. Tetapi, Tuning malu dan merasa tidak
pantas dengannya.)
Rudi :
“(tetap mendekap dan mencium leher dan bibir Tuning) Aku mencintaimu Ning.
Jangan seperti itu Ning. Jangan menolakku malam ini ya Ning? Aku mencintaimu
Ning “.
Tuning : (ingin
melepaskan dekapan Rudi. Tetapi tidak kuat karena badan Rudi yang begitu kekar
dan gagah). Lepaskan aku mas. Aku tidak bisa melakukan ini. Aku tidak mau mas.
Aku tidak mau. Aku tidak ingin tetangga tahu tentang ini mas. Kamu jangan
seperti itu mas. Kamu jangan menuruti nafsu mu itu.
Rudi : “Aku
mencintaimu Ning”. Aku tidak akan melepaskanmu. Karena aku akan memilikimu
Ning.” Aku cinta kamu Ning” . Aku Cinta Kamu Ning”.
Tuning :
Lepaskan aku mas. Lepaskan aku mas.
Rudi : “Aku
tidak mau Ning. Aku mencintaimu. Aku ingin memilikimu malam ini Ning”.
Tuning : “Maaf
mas. Aku tidak bisa. Tolong jangan memaksaku seperti ini.
Rudi : (tetap
memaksa dan ingin merenggut Tuning) Aku mencintaimu Ning. Apa alasan kamu untuk
tidak mencintaiku?
Tuning :(terlempar
jatuh disudut dekat pintu dan akan terlihat dari luar karena jendela yang tidak
ada tirai untuk menutupinya) Jangan paksa aku mas. (dengan menangis dan merasa
kesakitan karena terjatuh kelantai dengan keadaan baju yang tersobek)
Rudi :
“Maafkan aku Ning” aku tidak bermaksud untuk melukaimu. Tetapi aku ingin
membuktikan semua ini kepadaku.”
Tuning:
“ Aku tidak mencintaimu Mas. Aku tidak bisa melakukan ini”.
Rudi :
“Maafkan aku Ning. Kamu tidak kenapa-kenapa kan? Maafkan aku Ning. Aku tidak
bermaksud untuk melukai dan mencelakan kamu. Aku hanya mencintaimu.
Kini malam yang diam membisu dan
mencengkam berubah menjadi peredaran darah yang memacu otak untuk berfikir dan
menjadikan panas rasa yang tak akan terlupakan. Dan takkan bisa melupakan
keganasan dan kekejaman Rudi terhadap Tuning. Rudi telah melacuri Tuning.
Akhirnya Tuning mengambil kesempatan
karena ingin terlepas saat Rudi melepaskan pelukannya kepada Tuning. Dan mendorong
Rudi sehingga Rudi akhirnya terlempar dan tidak bisa bangun dan tidak bisa
menggapai Tuning kembali. Lalu Tuning akhirnya bangun dan berlari secepat
mungkin untuk masuk kamar dan menguncinya.
Dengan seperti itu Tuning akan
terbebas dari Rudi dan Tuning menenangkan fikirannya dibawah bantal dan selimut
tidurnya. Didalamnya
Tuning menangis dan sangat kecewa dengan apa yang telah dilakukan oleh Rudi.
Tuning menangis dan sangat kecewa dengan apa yang telah dilakukan oleh Rudi.
Tok…tok…
tok…… suara pintu yang sedang diketok oleh Rudi
Rudi : “Tuning. Maafkan aku. Aku tidak bermaksud
untuk melukaimu Ning”. Aku sangat mencintaimu Ning. Aku tidak ingin menyakitimu
Ning. Aku mencintaimu ning. Aku sangat mencintaimu Ning.
Tuning :
Tolong Tinggalkan aku sendiri. Aku tidak suka dengan sikapmu yang seperti itu
mas. Aku tidak suka seperti itu. Jangan memaksaku. Rasaku sudah mati untuk mu.
Aku tidak mencintaimu mas. Aku tidak mencintaimu. Tolong tinggalkan aku
sendiri.
Rudi :
“Baiklah kalau itu mau kamu. Aku akan menunggumu. Dan aku mencintaimu. Sangat
mencintaimu Ning. Aku ingin membuktikan bahwa aku sangat mencintaimu Ning. Aku
tidak akan meninggalkan mu. Aku mencintaimu.
Dan
saat itulah, malam kembali menjadi menangis dengan ditemani rembulan yang
tergigit oleh keganasan. Hingga sampai akhirnya tidak bisa membuat hidup
menjadi terang dan selalu ada malasalah yang hadir. Disisi lain saat kota
menjadi teramat panas dengan keadaan Tuning yang hancur karena Rudi yang sangat
tega seperti itu kepada Tuning.
Bibir
Tuning dan seluruh leher Tuning yang telah dijajah oleh bibir lembut Rudi
menghancurkan kesenyapan dunia malam dan hingga akhirnya menjadi sumber mata
air dari wajah Tuning yang teramat bermakna menemani malam-malam Tuning.
Sementara
Rudi yang berada dalam kamar Didit menyesali apa yang telah dilakukannya kepada
Tuning. Dan tidak bisa merasakan betapa hancurnya perasaan Tuning saat itu.
Tuning selalu ditemani oleh rasa sedih dan tangisan yang sangat mendalam
terhadap hati dan perasaanya. Tuning terhanyut dalam keadaan malam yang sangat
tenang ketika segalanya telah tertidur pulas dan Tuning pun mengalir dalam
mimpi-mimpi dan terlelap dalam keadaan yang sangat hancur dalam hidupnya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar