bisnis

hate the betrayalman angry at the betrayal

badai dengan sejuta rasa pahit. Derai diatas derita yang bergelumit. Tangan menengadah seakan tak satupun dosa jatuh genit. Dan kelicikan sang iblis kembali menggerogot dengan sengit.

Tuhan menciptakan makhluk luar biasa. Dengan segala rasa yang tak kuasa. Tetapi tanpa sadar dia berkata. Bahwa dia adalah Tuhan didunia. Apa hak kamu untuk mengaku dengan rasa.

Hidup sempit seperti raga tak bertulang belakang. Dengan sengajanya kau menindas kedalam hutan belaka. Dengan sejuta ranting dalam jelaga. Serta duri dan jeruji yang menusuk raga.

Srigala kembali hadir. Berbulu domba dengan sidang tanpa dosa. Tidur saat keperluan menimpa. Tanpa sadar menerima gaji buta. Dan kau tetap kau sang Iblis. Penyibak rasa haus dahaga. Dengan sejuta tangan kau renggut hak-hak rakyat negara. Dan tanpa kau sadari kau memang Manusia pemakan Otak Manusia. Manusia tanpa kelamin yang memang harus diinjak diatas meja hijau.

Dan takkan ada lagi sidang dalam mimpi.
Takkan ada lagi rapat dengan ditemani tontonan nafsu tak sudi.
Dan takkan ada lagi penggerogot jiwa dan raga diri.

BIsNIS

Senin, 28 November 2011

Bali Tuan Rumah KTT ASEAN

Bali Tuan Rumah KTT ASEAN

Meski baru saja diguncang ledakan bom yang menewaskan lebih dari 180 jiwa, Bali dipastikan akan menjadi tuan rumah Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN ke-9 pada 7-8 Oktober 2003. Hal ini diungkapkan Ketua Delegasi Indonesia setelah berakhirnya pertemuan tingkat pejabat senior (SOM) menjelang KTT ASEAN, Minggu (3/11), di Phnom Penh, Kamboja."Indonesia memang mendapat giliran menjadi tuan rumah. Hanya saja, sebelum ini tanggal berlangsungnya belum ditetapkan," kata Dr Makarim Wibisono, Ketua Delegasi Indonesia yang sehari-hari adalah juga Direktur Jenderal (Dirjen) Asia-Pasifik dan Afrika, Departemen Luar Negeri, kepada pers Indonesia usai SOM. Wartawan Kompas Jimmy S Harianto melaporkan dari Phnom Penh, kepastian mengenai penyelenggaraan KTT ASEAN di Bali ini disambut gembira pihak Indonesia. Apalagi, Bali juga mendapat perhatian khusus dalam Deklarasi Terorisme yang akan diumumkan pada KTT 4-5 November, dua hari mendatang ini. Presiden Megawati Soekarnoputri hari Minggu pukul 15.10 tiba di ibu kota Kamboja, disertai Menteri Luar Negeri Hassan Wirajuda, Menteri Negara Kebudayaan dan Pariwisata I Gede Ardika, dan Sekretaris Negara Bambang Kesowo. Sejak pagi, jalan-jalan di sekitar Hotel Intercontinental, tempat para kepala negara ASEAN menginap, diblokir untuk umum. Pengamanan hari itu sangat ketat dibandingkan dengan pengamanan hari sebelumnya. Di lobi hotel dipasang detektor komplet. Selain pembicaraan bilateral, acara para kepala negara hari Minggu adalah makan malam bersama. Dalam draf deklarasi, yang dibahas pada pertemuan tingkat pejabat senior, disebutkan pada butir pertama bahwa para kepala negara ASEAN mengutuk aksi kekerasan para teroris di Bali dan juga di Zamboanga serta Quezon (Filipina). Mereka juga menyampaikan simpati kepada keluarga para korban serta pada mereka yang cedera. Para kepala negara juga menyampaikan solidaritas pada Pemerintah Indonesia serta Filipina, serta memberikan dukungan penuh terhadap usaha-usaha yang dilakukan untuk mengejar serta menangkap para pelaku teror pada 12 Oktober 2002 itu. Deklarasi, yang dalam draf berisi delapan poin ini, menurut Ketua Delegasi Indonesia, akan langsung didukung oleh mitra-mitra dialog ASEAN, yakni Republik Rakyat Cina (RRC), Jepang, Korea Selatan, dan India. Sidang pejabat senior ASEAN juga mencapai kesepakatan tentang beberapa agenda yang menyangkut penanggulangan terorisme di kawasan. Sejumlah acara sudah siap digelar dalam waktu dekat. Bahkan, minggu depan di Manila, sudah akan digelar pertemuan menyangkut Anti-terorisme dan Pemulihan Pariwisata (Tourism Recovery). Indonesia juga kebagian acara, Konferensi mengenai Pendanaan Terorisme serta Pencucian Uang Haram (Conference on Terorism Financing and Money Laundering) bulan depan. Kegiatan-kegiatan lain menyangkut kontraterorisme juga sudah tersusun. Kinabalu pada bulan Maret 2003, juga akan menjadi tuan rumah sebuah pertemuan tentang kontraterorisme ASEAN.
Menyesalkan
Selain akan mengaktifkan Kuala Lumpur sebagai Pusat Kontrateror Asia Tenggara, kepala negara dalam draf deklarasi juga mengecam penggunaan cara teror yang menimbulkan korban sangat banyak di berbagai belahan dunia, dengan apa pun alasannya, dan atas nama agama apa pun atau aspirasi etnik apa pun. Dan, kepala negara menyesalkan kecenderungan pada sementara pihak yang mengidentifikasi terorisme itu dengan agama tertentu atau suku tertentu. Kepala negara juga berketetapan hati untuk melaksanakan langkah-langkah khusus yang telah dicantumkan dalam deklarasi ASEAN tahun lalu (di Brunei Darussalam). Kepala negara juga telah bersepakat untuk meningkatkan usaha-usaha tersebut, baik secara individu maupun secara kolektif, dalam menghindari langkah-langkah terorisme, melawan aksi-aksi terorisme dan menindak aktivitas kelompok-kelompok terorisme di wilayahnya. Negara-negara ASEAN akan melanjutkan kerja sama yang praktis di antara mereka dengan bantuan komunitas internasional. Dalam draf deklarasi juga disebutkan, para kepala negara menyambut baik aksesi Thailand terhadap trilateral agreement yang sudah dimulai Indonesia, Malaysia, dan Filipina. Kepala negara menghargai langkah-langkah yang sudah dilakukan penegak hukum yang sudah bekerja menangkap orang-orang yang terlibat dalam terorisme, dan juga dalam rangka mencegah langkah-langkah itu. Kepala negara memberikan perintah kepada mereka untuk meneruskan langkah-langkah tersebut dan mempercepat pelaksanaan kerangka kerja yang telah disepakati oleh pertemuan khusus ASEAN Ministerial Meeting of Terrorism di Kuala Lumpur bulan Mei 2002 dalam rangka meningkatkan tingkat kerja sama, koordinasi dan tukar menukar informasi dalam rangka melawan terorisme. Kepala negara juga mengimbau masyarakat internasional untuk tidak mengeluarkan travel warning yang memberi nasihat kepada warga negaranya untuk tidak berkunjung. Karena travel warning itu justru merupakan langkah-langkah yang sesuai dengan apa yang dituju para teroris itu.


sumber: Kompas.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

BISNIS