Karma Darah Rasa
Ego rasa dalam karma
Hukum cinta fatal akan auman srigala
Tercekik kegelapan indah menjurus sebuah titik berat
Dalam terpaan badai menggelantung lengan
Tercucur darah merah bersama sel kepingan dendam
Nadi berdetak satu tera perdetik meluncur rasa
Dendam akan tusukan jarum dan samurai berkilau dalam
Tertuju satu titik kehancuran meneteskan warna merah
Terbakar membara hingga rintihan terngiang daun telinga
Kan teriris telinga itu dalam hokum karma
Gelap sunyi mencengkeram mimpi taka da kedamaian
Bantai dan penggal dengan kebuasan singa ganasnya
Pedang-pedang tertancap dalam gendering
Darahpun mengalir seribu liter dalam hujan asam
Otakpun lari dalam bongkahan tengkorak berdarah
Biasa menghadapi jilatan air liur merah
Bisa-bisa ular dalam medan tersengat keharuan
Medan yang tak bertepi dalam goresan besi tipis membara
Tanda merah dalam tanah yang mengalir cairan merah
Terjilatlah darah oleh srigala perkasa dengan taring angkara murka kemenangannya
Tangan dan tengkorak terpisah satu-persatu dalam perjuangan
Tak ada rasa cinta dalam dunia peperangan rasa
Hanyut dalam hujan basa yang menyirami luka
Perih terasa gusuran air suci putih tulang ciptaan Tuhan
Seperti tertusuk-tusuk akan satu benda runcing berkilau dengan ketajaman memenggal
Takkan ada lagi kedamaian dengan adanya satu kepastian hidup yang tak ada lagi keadilan
Penindasan akan rakyat jelata yang hanya merasakan kesakitan batin yang mendalam
Dan atasan hujan yang hanya mementingkan diri pribadinya yang ganas dalam kekerasan
Tak ada lagi prosa janji yang terliris dari omong kosong para tikus-tikus yang berada dalam gedung mewahnya
Dan berusaha meracuni penguasa rimba dalam satu sistem yang memang taka da kebebasan
Tak ada rasa iba
Hanya ada penindasan batin dan menusuk dari belakang saja
Tak berani berkata dalam publik umum tentang perkataan yang membekukan kaum jelata
Dan tak berani menampakkan wajah culun yang pengecut dengan perkataan munafiknya
Sehingga memang benar bilamana lidah yang harus diiris miris dengan kemurkaan
Dan memberantas para makhluk halus pengecut yang kecil mungil dengan liciknya
Seperti belut yang sulit ditangkap kata-katanya
Menusuk hati para rakyat jelata
Tertindas
Dengan sebelah mata ia memandang kami para rakyat jelata
Rakyat jelata adalah kami semua
Kami kecil, tetapi kami memiliki kekuatan untuk menghancurkan dunia surammu seperti setan
Iblis dengan berjuta kata-kata mutiara berkarat asam
Kau seperti srigala berkarat dengan begitu buruk suramnya
Yang hanya memikirkan nafsu iblis dengan ketenangannya mengucap
Kata-kata yang tak harusnya diucap dalam kelompok yang kecil dengan kecerdasan maksimal
Kata-kata yang tak sepatutnya terluncurkan pada kami rakyat jelata
Yang memang dari dulu dipandang sebelah mata
Memang pemandang itu buta akan segala aktifitas kami para kaum jelata
Dan memang butalah kau selamanya ketika kau tak melihat kaum jelata tersiksa karena semua ulah busukmu yang memang kau bertaring dengan bulu-bulu domba
Semangat kami tetap
Kecil kami, tapi dalam satu kesatuan yang kan terwujud dalam indahnya rasa
Akan memusnahkanmu yang memandang kami sebelah mata
“zNa is VirussEs” from language departement
Tidak ada komentar:
Posting Komentar