Kelam mencengkam
Hilang mimpi tak bertepi
Lupakan segala dalam relung
Hapus bagian mimpi tak bertepi
Dengan diiringi nada senandung
Bersama syair yang tergores dihati
Mimpi yang selalu membayangi
Terputus dan sulit tuk terulang kembali
Tak ada lagi kata yang terucap
Nada kembali putus dan tak lagi berdendang
Sunyi, senyap mencengkam
Hilang sudah rasa yang tlah terperinci lama
Bagai musim gugur dengan dedaunan putus asa
Pupus dan terpaksa tuk memetik bintang padam
Suram warna yang tak lagi indah
Hati yang tak lagi berseri dalam dunia
Dan tak lagi bercahaya dalam otak dunia kelima
Musnah penggalan kata yang muncul dengan indah
Dan hanya muncul umpatan yang memukul alam bawah sadar
Mengalir dalam darah menuju gerbang kehitam merahan
Tertuju dalam satu titik berkilau dengan ketipisan
Tangan menengadah yang akan menjadi korban
Tercucurlah darah yang kan menghilangkan
Tanpa sisa dan kan membeku dalam kelam
Hilang jiwa hati dan kan musnah
Kan tertutup kain suci yang menemani
Tertutup tanah tandus yang terbatasi
Dan taka da lagi darah yang mengalir
Tubuh yang terbujur dalam kelam tak bertepi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar